Pengertian Spiral of Silence
Pengertian
Spiral of Silence
Spiral
of Silence adalah salah satu bagian dari teori komunikasi massa, yang secara
bahasa arti dari “Spiral adalah lingkaran atau perputaran” dan “Silence
bermaknakan diam atau sunyi”. sedang menurut ilmu komunikasi bahwa Spiral of
Silence adalah salah satu dari teori komunikasi massa yang ketika seorang atau
individu memiliki opini tentang berbagai isu, akan tetapi, ketakutan akan
terisolasi menentukan apakah individu itu akan mengekspresikan opini-opininya
secara terbuka atau tidak. Untuk meminimalkan kemungkinan terisolasi,
individu-individu itu kemudian akan mencari dukungan bagi opini mereka dari
lingkungannya, terutama dari media massa. Dengan demikian posisi yang tadinya
minoritas bisa berkembang menjadi lebih mendekati mayoritas karena mereka sudah
mendapat dukungan. Namun selama dukungan tidak diperoleh atau dianggap tidak memadai
mereka akan tetap merasa sebagi minoritas dan akan terus memilih untuk mencari
jalan aman dengan menyembunyikan opininya (menerima opini kelompok mayoritas).
Untuk
lebih mendekatkan pemahaman tentang maksud teori spiral of silence ini, sebuah
cerita singkat sebagai contoh di bagian berikut ini:
“Makan bersama sekali
dalam setiap bulan adalah kegiatan yang dihidupkan di tempat kerja Feny sebagai
ajang untuk refreshing sekedar keluar dari rutinitas kantor yang menjemukan.
Acara makan bersama itu semakin menjadi acara yang ditunggu setelah berbagai
program acara wisata kuliner, membuat para karyawan saling berlomba
merekeomendasikan tempat-tempat makan favorit dengan nuansa yang berbeda. Suatu
hari Winda teman sekantor Feny merekomendasikan sebuah warung makan dengan khas
daerah Tabagsel, menu utamanya adalah ikan sungai yang disaji ala daerah,
lengkap dengan lalapnnya. Semua teman sekantor menyambut gembira, tinggal Feny
yang terpaksa diam melihat respon gembira teman-temannya. Ikan sungai bukanlah
makan favorit Feny, apalagi ditambah dengan lalapnnya saja Feny sudah tidak
selera, tapi Feny tidak berani mengakui dan mengungkapkan pendapatnya pada
teman-temannya. Ia lebih baik memilih diam dan berharap dalam hati
mudah-mudahan diwarung itu tidak hanya ikan sungai saja yang menjadi sajiannya”
Dari
cerita singkat diatas dapat dipahamai bahwa Teori Spiral of Silence atau Teori
Spiral kesunyian/keheningan secara ringkas berupaya menjawab pertanyaan mengapa
orang-orang dari kelompok minoritas sering memilih untuk menyembunyikan
pendapatnya ketika berada dalam kelompok mayoritas, bahkan sesorang (kelompok
minoritas) yang berada dalam kelompaok mayoritas pun merasa perlu untuk
mengubah pendapatnya ketika merasa berbeda dengan yang lainnya Dan Teori Spiral
of Silence juga dapat diuraikan sebagai : kelompok minoritas yang memiliki
opini tentang berbagai isu. Akan tetapi, ketakutan akan terisolasi menentukan
apakah kelompok minoritas itu akan mengekspresikan opini-opininya secara umum.
Untuk meminimalkan kemungkinan
terisolasi,
kelompok kecil itu mencari dukungan bagi opini mereka dari lingkungannya,
terutama dari media massa.
Spiral of silence
merupakan fenomena yang melibatkan jalur komunikasi media dan pribadi. Media
mengumumkan opini yang menonjol. Individu mengungkapkan opini mereka atau tidak
bergantung pada sudut pandang yang dominant; media selanjutnya mengikuti opini
yang diungkapkan dan spiral tersebut berlanjut. Teori spiral of silence dapat
dianggap sebagai bagian dari tradisi sosiopsikologis karena penekanannya pada
apa yang dilakukan oleh manusia dalam menanggapi situasi yang mereka hadapi,
dan yang menarik dari teori spiral of silence ini adalah interaksi yang
kompleks antara pernyataan individu, penggambaran media dan opini masyarakat.
Namun,
teori spiral of silence tidak berlaku bagi seluruh individu masyarakat, sebab
teori tidak berpengaruh bagi orang-orang yang dikenal sebagai avant garde dan
hard core. Yang dimaksud dengan avant garde di sini ialah orang-orang yang
merasa bahwa posisi mereka akan semakin kuat, sedangkan orang-orang yang
termasuk ke dalam kelompok hard core ialah mereka yang selalu menentang, apa
pun konsekuensinya.
·
Timbulnya Teori Spiral of Silence
Teori
spiral of silence ini muncul karena individu pada umumnya berusaha untuk
menghindari isolasi, dalam arti sendirian mempertahankan sikap atau keyakinan
tertentu. Oleh karenanya orang akan mengamati lingkungannya untuk mempelajari
pandangan-pandangan mana yang bertahan dan mendapatkan dukungan dan mana yang
tidak dominan atau populer, maka ia cenderung kurang berani mengekspresikan
disebabkan adanya ketakutan akan terisolasi tersebut.
Secara
singkat spiral of silenece ini muncul disebabkan oleh rasa takut akan
pengasinga atau dikucilkan, dan spiral of silence ini bukan hanya tentang
keinginan untuk berada pada pihak yang menang, tetapi merupakan sebuah usaha
untuk menghindari pengasingan dari kelompok sosial. Ancaman kritik dari orang
lain merupakan kekuatan yang besar dalam membungkam individu.
Teori
Spiral of silence berada pada sebuah isu kontroversial, orang-orang membentuk
kesan tentang distribusi opini. Mereka mencoba menentukan apakah mereka
merupakan mayoritas, dan kemudian mereka mencoba menentukan apakah opini Publik
sejalan dengan mereka. Apabila mereka merasa adalah minoritas, maka mereka
cenderung untuk diam berkenaan dengan isu tersebut. Semakin mereka diam,
semakin orang lain merasa bahwa sudut pandang tertentu tidak terwakili.
Jumlah
orang yang tidak secara terbuka mengekspresikan pendapat yang berbeda dan perubahan
dari pendapat yang berbeda kepada pendapat yang dominan. Sebalikya, pendapat
yang dominan akan menjadi semakin luas dan kuat. Semakin
banyak
orang merasakan kecendrungan ini dan menyesuaikan pendapatnya, maka satu
kelompok pendapat akan menjadi dominan, sementara lainnya akan menyusut. Jadi
kecendrungan seseorang untuk menyatakan pendapat dan orang lainnya menjadi
dinamakan mengawali suatu proses spiral yang meningkatkan kemapanan satu
pendapat sebagai pendapat umum atau pendapat yang dominan.
Teori
Spiral of silence mengacu hanya pada satu prinsip, walaupun itu merupakan salah
satu yang paling penting dari komunikasi massa. Dalam istilah umum teori Spiral
of silence ini lebih memperhatikan pengaruh antara empat elemen yaitu:
komunikasi massa; komunikasi interpersonal dan relasi sosial; ungkapan opini
individu; dan persepsi individu yang ada di sekitar ’opini iklim’ mereka dalam
lingkungan sosial.
Penelitian
memperlihatkan kelompok memainkan peranan penting dalam membentuk pendapat dan
perilaku individu, dimana individu akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan
pendapat atau perilaku yang dipersepsikan sebagai pendapat atau perilaku
bersama. Individu tampak tidak ingin terlihat “asing” atau tampak aneh dari
orang kebanyakan. Karena itu, orang umumnya akan menekan pendapat pribadinya
dan menyesuaikan diri dengan pendapat yang dinilai sebagai pendapat masyarakat
banyak.
v Tokoh
Teori Spiral of Silence
Teori
ini petama kali dicetuskan oleh Elisabeth Noelle-Neumann Ia adalah ilmuwan
politik Jerman. Neumann (1974) memperkenalkan spiral keheningan sebagai upaya
untuk menjelaskan di bagian bagaimana opini publik dibentuk.
inti
dari teori ini berfokus pada apa yang terjadi ketika orang-orang menyatakan
opininya mengenai topik yang telah didefinisikan oleh media bagi khalayak.
Orang yang yakin bahwa mereka memiliki sudut pandang minoritas terhadap isu-isu
publik akan menarik diri dan diam di belakang yang mana komunikasi mereka
dibatasi. Orang enggan untuk mengekspresikan pandangan minoritas mereka, terutama
karena takut dikucilkan. Sedangkan mereka yang memiliki sudut pandang mayoritas
akan lebih terdorong untuk bersuara.
Media
sendiri akan berfokus pada pandangan mayoritas dan meremehkan pandangan
minoritas. Ini membuat minoritas menjadi lebih tidak telibat dalam
mengkomunikasikan opini mereka yang menyebabkan munculnya spiral
komunikasi
yang bergerak ke bawah. Individu dalam kaum minoritas pun akhirnya akan menilai
pengaruh mereka secara berlebihan dan makin tidak berani dalam berkomunikasi.
Teori ini secara unik
menyilangkan opini publik dan media.Opini publik di sini merujuk pada sentimen
kolektif dari sebuah populasi terhadap subjek tertentu. Media seringkali
menentukan subjek apa yang menarik bagi khalayak dan membuatnya menjadi
kontroversial.
·
Pendapat Tokoh Terhadap Teori Spiral Of
Silence
Teori
dicetuskan oleh Elisabeth Noelle-Neumann sebagai salah satu ilmuwan politik
Jerman, dimana teorinya ini muncul berlatarbelakangkan sebagai upaya untuk
menjelaskan bagaimana opini publik dibentuk. Inti Teori ini berfokus pada apa
yang terjadi ketika orang-orang menyatakan opininya mengenai topik yang telah
didefinisikan oleh media bagi khalayak. Orang yang yakin bahwa mereka memiliki
sudut pandang minoritas terhadap isu-isu publik akan menarik diri dan diam di
belakang yang mana komunikasi mereka dibatasi. Orang enggan untuk
mengekspresikan pandangan minoritas mereka, terutama karena takut dikucilkan.
Sedangkan mereka yang memiliki sudut pandang mayoritas akan lebih terdorong
untuk bersuara. Media sendiri akan berfokus pada pandangan mayoritas dan
meremehkan pandangan minoritas. Ini membuat minoritas menjadi lebih tidak
telibat dalam mengkomunikasikan opini mereka yang menyebabkan munculnya spiral
komunikasi yang bergerak ke bawah. Individu dalam kaum minoritas pun akhirnya
akan menilai pengaruh mereka secara berlebihan dan makin tidak berani dalam
berkomunikasi. Teori ini secara unik menyilangkan opini publik dan media. Opini
publik di sini merujuk pada sentimen kolektif dari sebuah populasi terhadap
subjek tertentu. Media seringkali menentukan subjek apa yang menarik bagi
khalayak dan membuatnya menjadi kontroversial.
Pendapat
para tokoh tentang teori ini menyatakan bahwa Teori ini bersifat heuristik
karena telah menarik ilmuwan lain untuk melakukan penelitian. Berbagai topik
menyatakan bahwa teori ini dan konsep-konsepnya merupakan hal yang layak untuk
dikaji.
Konsistensi
logis Kritik telah difokuskan pada prinsip-prinsip teori dan konsep. Charles
Salmon dan F. Gerald Kline (1985) merasa bahwa Spiral of Silence gagal untuk
mengakui keterlibatan ego seseorang dalam masalah. Kadang-kadang, orang mungkin
bersedia untuk berbicara karena ego mereka yang terlibat dalam topik tersebut.
Tak selamanya orang-orang berbicara hanya karena mereka memandang dukungan
untuk opini mereka. Selain itu ilmuwan teori ini terlalu percaya bahwa rasa
takut akan isolasi membatasi orang untuk mengemukakan opini.
Carroll
Glynn dan Jack McLeod (1985) mengklaim bahwa Noelle-Neumann tidak empiris dalam
menguji asumsi bahwa takut isolasi mendorong orang untuk tidak berbicara.
Selain itu, Noelle-Neumann tidak mengakui pengaruh bahwa komunitas masyarakat
dan kelompok referensi terhadap pendapat orang. Mereka percaya bahwa
Noelle-Neumann terlalu banyak berfokus pada media.
Menurut
penulis teori spiral kesunyian ini tidak begitu penting berperan dalam media
massa, sebab teori yang dicetuskannya ini, menurut para tokoh komunikasi masih
banyak memiliki kekurangan tentang keterangan ataupun penjelasan secara
terperinci
tentang
terori tersebut dari Neumann sendiri yang mengakibatkan terori ntersebut tidak
banyak berpengaruh bagi media massa.
Aplikasi Teori Spiral
of Silence
Teori
ini erat kaitannya dengan kehidupan nyata. Misalnya dinegara kita ini sendiri;
Di Indonesia, terjadi dua kelompok besar yang setuju dengan penerapan demokrasi
dengan yang tidak setuju. Bagi kelompok yang pro demokrasi dikatakan bahwa
demokrasi adalah hasil akhir dan paling baik yang akan mengantarkan bangsa
Indonesia kepada kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang. Asumsi
lainnya, bahwa masyarakat itu adalah pilar utama negara, maka demokrasi harus
dijalankan dalam berbagai aspek kehidupan. Sedangkan bagi kelompok penentang
demokrasi mengatakan bahwa kita sudah punya cara sendiri dalam mengatur negara
dan masyarakat Indonesia, kita punya Pancasila, dan kita adalah bangsa yang
mementingkan persatuan. Demokrasi hanya akan mengancam keharmonisan hidup
selama ini.
Berbagai
pendapat yang bertolak belakang tersebut berkembang dan “bertarung” baik dalam
wacana keseharian atau disebarkan melalui media massa. Baik yang pro dan kontra
sama-sama kuat di dalam membentuk opini publik. Namun, sejalan dengan
perkembangan dan perubahan politik dunia, ide pelaksanaan demokrasi akhirnya
bisa dikatakan menang. Mereka yang dahulunya, menolak demokrasi mulai melunak.
Sementara kelompok yang dahulunya penentang demokrasi lebih memilih diam.
Sebab, mayoritas opini yang berkembang adalah mendukung pelaksanaan demokrasi
di Indonesia.
Begitu
juga bila kita analisa tentang kejadian jatuhnya rezim Orde Baru pada tahun
1998, ia merupakan contoh kasus tentang kebenaran teori Spiral Of Silence di
Indonesia. Selama Orde Baru, kita kletahui bahwa: pemerintahan Soeharto yang
bertumpukan demokrasi Pancasila betul-betul demokratis, mekanisme kepemimpinan
nasional lima tahunan adalah contoh dari demokrasi yang dimaksud, bahwa pers
Indonesia bebas, dan rakyat bebas menyatakan pendapatnya, serta pembangunan
ekonomi berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat dan lain sebagainya.
Pendapat
minoritas di luar itu praktis habis "dibunuh" dan mereka yang kokoh
dengan pendapat minoritas pun akhirnya takut menyuarakannya; atau tidak lagi
ada media yang berani menyuarakannya. Namun akhirnya sejarah berbalik, opini
mayoritas berhasil dihancurkan, dan opini minoritas bangkit mengemuka dengan
berani ke hadapan publik sehingga menjadi opini mayoritas. Keterbalikan opini
minoritas sehingga menjadi opini mayoritas di atas dikarenakan oleh kelompok
minoritas terus “bergerilya” pada kelompok mayoritas yang bisa diajak untuk
berdialog. Sehingga diskusi-diskusi yang berkembang di tengah masyarakat
Indonesia saat itu adalah tentang “cacatnya” rezim pemerintahan Orde Baru, yang
akhirnya bermuara pada gerakan reformasi yang dipelopori oleh mahasiswa
se-Indonesia.
Kritik terhadap Teori Spiral of Silence
Ada beberapa
ketidaksepakatan tentang kelayakan teori dan metodologi karya Noelle-Newmann
ini. Pengritik melihat bahwa :
1. Formulasi teorinya tidak lengkap,
2. Konsep-konsep utamanya tidak dijelaskan
dengan memadai.
3. Di samping itu, spiral of silence,
sebagai teori opini publik, dikelompokkan bersama perspektifnya yang lain
tentang masyarakat dan media massa.
4. Di pihak lain, spiral of silence ini
memperlakukan opini publik sebagai suatu proses dan bukan sebagai sesuatu yang
statis. Perspektif itu juga memperhatikan dinamika produksi media dengan
pembentukan opini publik.
5. Begitu juga bahwa Noelle-Neumann sendiri
sebagai perumus teori Spiral Of Silence mengatakan bahwa teori ini hanya berlaku
secara situasional dan kontekstual, yakni hanya sekitar permasalahan pendapat
dan pandangan pada kelompok. Dan, teori ini tidak memiliki pengaruh bagi
orang-orang yang dikenal sebagai avant garde dan hard core.
Komentar
Posting Komentar